Emprit Abuntut Bedhug
Dening Suparta Brata
Di kota Surabaya, hidup seorang bernama Jarot. Pada suatu malam
Jumat, Jarot mengendarai sepedanya tanpa lampu dan bertemu dengan seorang
wanita yang menjatuhkan kantong biru-kuning saat mereka bersrempetan. Jarot
menuduhkan kantong yang jatuh itu, tetapi gadis itu mengaku bahwa kantong itu
bukan miliknya. Kemudian Jarot membawa kantong plastik itu. Ketika jalan
pulang, Jarot merasa diikuti oleh seorang lelaki, tetapi Jarot bisa menghindari
lelaki itu. Sampai di rumah, jarot membuka kantong itu. Jarot sangat terkejut
begitu mengetahui isi kantong itu adalah tangan manusia yang penuh dengan
darah.
Jarot memutuskann untuk pergi ke kantor polisi dan melaporkan apa
yang telah ditemukannya. Di kantor polisi Jarot bertemu dengan inspektur Indra
dan detektif Handaka. Polisi Indra meminta Handaka untuk memecahkan kasus
tangan yang ditemukan oleh Jarot. Detektif Handaka dan Jarot pergi ke rumah
Apip yang waktu itu melihat Jarot bersrempetan dengan wanita berbaju kuning.
Ternyata Apip mengenal wanita yang bersrempetan dengan Jarot. Apip mengatakan
bahwa wanita itu bernama Erawati seorang guru SGKP. Apip mengenal Erawati
karena berita tentang Erawati pernah dimuat di majalah. Setelah mengetahui
alamat dari Erawati, Jarot dan detektif Handaka pergi ke rumah Erawati.
Saat di rumah Erawati, Erawati mengaku pernah bersrempetan dengan
seseorang. Saat itu dia sedang buru-buru karena digoda oleh lelaki genit
berbaju merah sehingga dia tidak memperhatikan Jarot. Akan tetapi Erawati
mengaku tidak memiliki kantong yang ditemukan oleh Jarot. Erawati juga tidak
mengenali cincin yang ditunjukkan Detektif Handaka. Ketika Handaka
memperlihatkan isi kantong kepada Erawati, Erawati terkejut. Detektif Handaka
meminta bantuan dari Erawati. Dan keesokan harinya mereka pergi ke Toko
Mardi Busana.
Erawati diminta berpura-pura belanja di Toko Mardi Busana.
Sementara Detektif Handaka dan polisi yang lain bersiap-siap menangkap lelaki
yang pernah menggoda Erawati. Setelah bertemu dengan lelaki yang bernama
Nusyirwan. Nusyirwan mengaku mengenal Erawati karena Erawati pernah menginap di
rumahnya selama dua minggu. Tetapi Erawati merasa tidak mengenal Nusyirwan dan
baru bertemu Nusyirwan dua kali.
Nusyirwan mengajak Detektif Handaka, Erawati dan Jarot ke rumahnya
karena Nusyirwan memiliki saksi bahwa Erawati pernah tinggal di rumahnya.
Begitu tiba di rumah Nusyirwan, Ibu Nusyirwan bahagia karena bisa bertemu
dengan Erawati. Erawatii buingung karena orang-orang di rumah itu mengenalnya
sedangka dia tidak pernah bertemu mereka sebelumnya. Detektif Handaka
menunjukan tas yang biru-kuning kepada Nusyirwan dan Nusyirwan mengaku bahwa
tas itu dulu dibawa oleh Erawati. Nusyirwan juga mengatakan bahwa dia yang
meletakkan kantong itu di setang sepeda Erawati ketika di Toko Mardi Busana.
Nusyirwan mengenali cincin yang ditunjukkan Handaka. Nusyirwan
mengatakan bahwa cincin itu milik ibunya yang sudah diberikan kepada Erawati.
Nusyirwan bercerita dulu bertemu dengan Erawati yang membawa kantong dan
terlihat bingung. Erawati diajak Nusyirwan pulang dan tinggal bersama
karena Ibu Nusyirwan yang meminta. Tetapi Nusyirwan kehilangan Erawati saat
mereka berjalan-jalan di Toko Mardi Busana. Detektif Handaka sempat
meminta Nusyirwan dan Erawati dansa dua kali, karena Nusyirwan mengatakan bahwa
dulu mereka pernah berdansa. Detektif Handaka juga meminta Erawati untuk
berpakaian cara Jawa.
dulu saat Erawati di rumah Nusyirwan, Erawati pernah meminta Yu
Sikah untuk mengeposkan surat. Yu Sikah adalah pembantu di rumah Nusyirwan.
Saat Erawati sudah berpakaian Jawa, Erawati ditemani Nusyirwan pergi ke Toko
Mardi Busana. Saat di Toko Mardi Busana, Erawati di pegang tangannya
oleh seorang lelaki yang berbadan tinggi. Seketika itu Erawati berteriak
dan lelaki itu pergi. Tetapi, Detektif Handaka dan Jarot bisa menangkap lelaki
yang bernama Murat Sutahal.
Detektif Handaka, Jarot, Erawati, Nusyirwan dan polisi yang lain
pergi ke rumah Murat Sutahal. Di sana mereka menemukan Siti Respati yang
tangannya sudah penuh dengan darah. Mereka membawa Siti Respati yang wajahnya
mirip dengan Erawati ke rumah sakit. Setelah Siti Respati di bawa pulang ke
rumah Nusyirwan, Siti Respati menceritakan semua kejadian yang di alaminya.
Mulai dari dia bertemu dengan Murat Sutahal dan dipaksa menikah dengannya,
kemudian bertemu dengan Nusyirwan dan akhirnya dipotong tangannya oleh Murat
Sutahal karena sudah memamerkan cincin pemberian Nusyirwan.
Akhirnya Jarot menjalin hubungan dengan Erawati sedangkan Nusyirwan
telah menemukan Erawati yang sesungguhnya bernama Siti Respati. Berkat kecerdikan
dan ketelitian Detektif Handaka, kasus potongan tangan yang ada di kantong itu
bisa di selesaikan. Kasus yang awalnya hanya masaah sepele karena Jarot
menemukan Kantong, menjadi besar, karena ternyata kantong itu berisi potongan
tangan manusia. Hal seperti ini dalam peribahasa Jawa, dapat berbunyi Emprit
Abuntut Bedhug.
0 komentar:
Posting Komentar