Jumat, 04 Desember 2015

Rangkuman Linguistik Umum karya Drs. Abdul Chaer



1.    PENDAHULUAN
         Kata linguistik berpadanan dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Perancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda. Dalam bahasa Perancis mempunyai tiga istilah untuk menyebut bahasa,antara lain parole adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yang konkret, yang berupa ujaran yang diucapkan anggota masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Langue adalah suatu bahasa tertentu, seperti bahasa Indonesia, bahasa Jawa yang mengacu pada suatu sistem bahasa tertentu, yang bersifat abstrak. Langage adalah bahasa secara umum yang mengacu sistem bahasa manusia yang bersifat paling abstrak.

2.   OBJEK LINGUISTIK : BAHASA
 
A. PENGERTIAN BAHASA
          Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

B.  HAKIKAT BAHASA
a.   Bahasa Sebagai Sistem: Sebagai sistem, bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola. Sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari subsistem2. Jenjang subsistem dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik atau tataran bahasa. JIka diurutkan tataran bahasa dari terendah sampai tataran tertinggi adalah tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
b.   Bahasa Sebagai Lambang: Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol. Lambang dengan segala seluk-beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk bahasa.
c.   Bahasa adalah Bunyi: Yang dimaksud bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dalam linguistik, bahasa primer adalah yang diucapkan, yang dilisankan, yang keluar dari alat ucap manusia. Sedangkan bahasa tulisan hanya bersifat sekunder.
d. Bahasa Itu Bermakna: Bahasa itu adalah suatu pengertian, konsep, ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
e.  Bahasa Itu Arbitrer: Abitrer adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep/ pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
f.    Bahasa Itu Konvensional: Konvensional artinya semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
g.   Bahasa Itu Produktif: Maksudnya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas, itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas.
h. Bahasa Itu Unik: Dikatakan unik artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya.
i.     Bahasa Itu Universal: Universal artinya ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini.
j.     Bahasa Itu Dinamis: Dalam kehidupannya kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis.
k.   Bahasa Itu Bervariasi: Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat bahasa. Adapun yang termasuk dalam masyarakat bahasa adalah mereke yang merasa menggunakan bahasa yang sama. Ada 3 istilah mengenai variasi bahasa, yaitu idiolek, dialek, dan ragam.
l.     Bahasa Itu Manusiawi: Bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

C.   KLASIFIKASI BAHASA
a.   Klasifikasi Genetis: Berdasarkan garis keturunan bahasa-bahasa itu.
b. Klasifikasi Tipologis: Berdasarkan kesamaan tipe-tipe yang terdapat pada sejumlah bahasa.
c. Klasifikasi Areal: Berdasarkan adanya hubungan timbal balik antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain di dalam suatu areal atau wilayah, tanpa memperhatikan apakah bahasa itu berkerabat secara genetik atau tidak.
d. Klasifikasi Sosiolinguistik: Berdasarkan hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor yang berlaku dalam masyarakat; tepatnya berdasarkan status, fungsi, penilaian yang diberikan masyarakat terhadap bahasa itu.

3.   TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

A. FONETIK
     Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, fonetik dibedakan menjadi 3, antara lain fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustis mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Sedangkan fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.

B.  FONEMIK
     Fonemik adalah bidang linguistik yang mempelajari fonem. Dalam fonemik kita meneliti apakah perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Jika bunyi itu membadakan makna, maka bunyi tersebut disebut fonem, dan jika tidak membedakan makna adalah bukan fonem.

4.   TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI
          Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Dalam kajian morfologi ini akan dibicarakan seluk beluk morfem. Sebagai satuan fungsional, morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.

A. MORFEM
a.   Morfem bebas dan morfem terikat
·         Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan.
b.   Morfem utuh dan morfem terbagi
·          Semua morfem dasar bebas adalah termasuk morfem utuh. Sedangkan morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang terpisah. Misalnya kata kesatuan terdapat satu morfem utuh, yaitu [satu] dan satu morfem terbagi, yaitu [ke-/-an].
c.    Morfem segmental dan suprasegmental
·         Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, dengan kata lain morfem segmental adalah semua morfem yang berwujud bunyi. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dsb.
d.   Morfem beralomorf zero
·         Morfem beralomorf zero atau nol yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi, melainkan berupa “kekosongan”.
e.    Morfem bermakna leksikal dan morfem tidak bermakna leksikal
·         Morfem bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses dulu dengan morfem lain. Morfem tak bermakna leksikal tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri.

B.  KATA
     Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti.

C.   PROSES MORFEMIS
a.   Afiksasi
b.   Reduplikasi (kata ulang)
c.    Komposisi (pemajemukan/penggabungan)
d.   Konversi, Modifikasi Internal, dan Suplesi
e.    Pemendekan

D. MORFOFONEMIK
     Morfofonemik disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi. Perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dapat berwujud: (1) pemunculan fonem, (2) pelepasan fonem, (3) peluluhan fonem, (4) perubahan fonem, (5) pergeseran fonem.

5.   TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS
A. FRASE
     Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat.
·         Jenis Frase
a.   Frase Eksosentrik
b.   Frase Endosentrik
c.    Frase Koordinatif
d.   Frase Apositif

B.  KLAUSA
     Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, didalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan.
a.   Jenis Klausa
1.    Berdasarkan Strukturnya
·         Klausa Bebas atau klausa final ( klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat ).
·         Klausa Terikat atau klausa nonfinal ( klausa yang memiliki struktur yang tidak lengkap dan tidak  berpotensi menjadi kalimat).
2.    Berdasarkan Kategori Segmental yang Menjadi Predikatnya, dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa adjektival, klausa adverbial, klausa numeralia, klausa pronominal, dan klausa preposisional.

C.   KALIMAT
     Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sebab konjungsi hanya ada kalau diperlukan. Konstituen dasar itu biasanya berupa klausa. Jadi, kalau pada sebuah klausa diberi intonasi final, maka akan terbentuklah kalimat itu.

D. WACANA
     Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap maka dalam wacana itu terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar tanpa keraguan apapun.
a.   Jenis Wacana
·         Berdasarkan sarana penyampaiannya: (1) wacana lisan (2) wacana tulis.
·         Berdasarkan bentuk penyampaiannya: (1) wacana prosa (2) wacana puisi.
·         Berdasarkan materi yang akan disampaikannya: (1) wacana eksposisi, (2) wacana deskripsi, (3) wacana argumentasi, (4)  wacana narasi, (5) wacana persuasi.

6.   TATARAN LINGUISTIK (4): SEMANTIK
A. MAKNA
a.   Jenis makna
·         Makna Leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual
          Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya. Berbeda dengan makna leksikal, makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks.
·         Makna Referensial dan Non-Referensia
         Disebut bermakna referensial kalau ada referensnya, atau acuannya.
·         Makna Denotatif danMakna Konotatif
          Makna Denotatif adalah makna aslil, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna konotatif adalah makna lain yang “ditambahkan” pada makna denotative tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
·         Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
          Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kita itu dengan sesuatu yang diluar bahasa.
·         Makna Kata dan Makna Istilah
          Makna kata masih bersifat umum, kasar dan tidak jelas. Makna istilah mempunyai makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat.
·         Makna Idiom dan Peribahasa
          Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur2nya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.

B.  RELASI MAKNA
a.   Sinonim, adalah persamaan kata.
b.   Antonim, adalah lawan kata.
c.    Polisemi, adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
d.   Homonimi, adalah dua buah kata yang bentuknya kebetulan sama, tapi maknanya berbeda, karena masing-masing merupakan makna yangb berlainan.
e.    Hoponimi, hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.
f.    Ambiguiti/ Ketaksaan, terjadinya kegandaan makna akibat gramatikal yang berbeda.
g.   Redundasi, berlebih-lebihannya penggunaan unsure segmental dalam ujaran.

7.   SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK
A. LINGUISTIK TRADISIONAL
a.   Linguistik Zaman Yunani (Abad ke-5 S.M - 2 M. Jadi sekitar 600 thn).
·         Kaum Sophis (abad ke-5 S.M)
·         Plato (429-347 S.M)
·         Aristoteles (384-322 S.M)
·         Kaum Stoik (abad ke-4 S.M)
·         Kaum Alexandrian, Menganut paham analogi. Bukunya berjudul Tata Bahasa Dionysius Thrax.
b.   Zaman Romawi
·         Varro dan “De Lingua Latina”, yang terdiri dari 25 jilid.
·         Institutiones Grammaticae atau Tata Bahasa Priscia, terdiri dari 18 jilid.
c.    Zaman Pertengahan
·         Kaum Modistae, pertentangan antara fisis dan nomos dan pertentangan antara analogi dan anomali.
·         Tata Bahasa Spekulativa, kata hanya mewakili adanya benda itu dalam berbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dsb.
·         Petrus Hispanus, pernah menjadi paus tahun 1276-1277 dengan gelar Paus Johannes XXI. Bukunya berjudul Summulae Logicales.
d.   Zaman Renaisan

B.  LINGUISTIK STRUKTURALIS
a.       Ferdinand de Saussure (1857-1913, Course de Linguistique Generale)
b.      Aliran Praha, terbentuk pada tahun 1926.
c.       Aliran Glosematik
d.      Alirab Firthian
e.       Linguistik Sistemik
f.       Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
g.      Aliran Tagmemik


Sumber : Linguistik Umum karya Drs. Abdul Chaer

0 komentar:

Posting Komentar